Konstruksi Lean: Bagaimana Last Planner® Merampingkan Desain dan Mengurangi Pengerjaan Ulang

8

Industri konstruksi sering kali bergelut dengan proses yang kompleks dan tidak pasti yang memerlukan koordinasi di antara banyak pemangku kepentingan. Dokumentasi yang tidak lengkap atau akurat, komunikasi yang buruk, dan tindakan yang tidak terkoordinasi sering kali menyebabkan pengerjaan ulang yang memakan biaya besar. Last Planner® System, alat manajemen produksi yang telah terbukti, menawarkan solusi dengan mendorong perilaku lean dan meningkatkan penyampaian proyek. Artikel ini membahas tiga alasan utama mengapa Last Planner® berharga dalam tahap desain.

Menyederhanakan Manajemen Desain

Last Planner® meningkatkan manajemen desain dengan memupuk pemahaman yang lebih dalam di antara anggota tim. Melalui diskusi kolaboratif yang berpusat di sekitar papan kerja visual (“dinding”), setiap disiplin ilmu memperoleh wawasan tentang peran, tanggung jawab, dan tindakan disiplin ilmu lainnya. Catatan Post-It® multi-warna mewakili aktivitas, keputusan, dan pencapaian, yang dengan jelas menampilkan kemajuan dan ketergantungan. Transparansi ini memungkinkan semua orang – termasuk pemilik – untuk melihat bagaimana perubahan cakupan, persetujuan, dan faktor lain memengaruhi jadwal.

Komunikasi dan Koordinasi Lebih Baik

Menggabungkan Last Planner® dengan Building Information Modeling (BIM) semakin meningkatkan efisiensi. Disiplin menggunakan catatan Post-It® berkode warna yang mencerminkan warna perangkat lunak BIM (seperti Revit), memastikan konsistensi di seluruh desain dan konstruksi. Diskusi kolaboratif di sekitar tembok dengan cepat memunculkan isu-isu yang dapat menunda pengadaan atau konstruksi, sehingga menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu. Identifikasi proaktif terhadap potensi hambatan – sering disebut “menyampaikan berita buruk sejak dini” – sangatlah penting.

Penelitian menunjukkan dampaknya: proyek Badan Jalan Raya Inggris yang menggunakan Last Planner® mengalami peningkatan 34% dalam keandalan komitmen, sehingga mempercepat jadwal desain sebulan.

Mengurangi Pengerjaan Ulang dan Memperbaiki Jadwal

Last Planner® mengurangi jadwal dengan melibatkan mereka yang melakukan pekerjaan untuk membuat komitmen yang dapat diandalkan. Memahami alur kerja, ketergantungan, dan sumber daya yang diperlukan membantu proyek mengalir dengan lancar. Kejelasan ini meminimalkan pengerjaan ulang dengan memperjelas serah terima antara desainer dan kontraktor di dinding, memastikan cacat diperbaiki sebelum semakin parah.

Pengerjaan ulang merupakan pemicu biaya yang signifikan: penelitian menunjukkan bahwa pengerjaan ulang dapat menyebabkan 2–12% biaya proyek. Penelitian informal Glenn Ballard mengungkapkan bahwa 50% waktu desain dihabiskan untuk pengerjaan ulang yang tidak perlu. Penelitian Love menemukan bahwa 50% pengerjaan ulang berasal langsung dari perubahan desain, dengan biaya tidak langsung berpotensi enam kali lipat biaya perbaikan.

Last Planner® mengatasi pemborosan ini dengan memperjelas serah terima dan mendefinisikan akuntabilitas melalui transparansi visual dinding. Seperti yang disampaikan Hwang dan Yang, “Komunikasi yang baik antara desainer dan kontraktor dapat mencegah terjadinya pengerjaan ulang.”

Dikembangkan oleh Glenn Ballard dan Greg Howell pada tahun 1992, Last Planner® menjadi alat manajemen produksi pilihan bagi banyak pemilik, desainer, dan pembangun. Meskipun terdapat manfaat yang terdokumentasi dalam banyak makalah penelitian, hal ini belum menjadi standar industri sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa hal ini terjadi.

Artikel berikutnya akan mempelajari lebih dalam elemen inti penerapan Last Planner® yang efektif: penjadwalan pencapaian, perencanaan penarikan, persiapan pekerjaan (perkiraan 6 minggu ke depan), rencana kerja mingguan, dan pembelajaran